Beberapa ahli perikanan mengatakan bahwa kesuksesan pembudidayaan ikan sangat ditentukan oleh lokasi dan arsitektur kolam yang digunakan. Hal tersbut berlaku juga bagi usaha bididaya belut. Pada dasrnya, bangunan kolam untuk pembudiyaan belut relatif sama dengan setempat pembudidayaan ikan pada umumnya. Hal yang membedakan hanya ukuran, kapasitas, dan daya tampungnya. Ada tiga tempat untuk budidaya belut yang selama ini dikenal, yakni Drum (tong), kolam tembok, dan kolam jaring.
Drum (Tong)
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam dengan wadah drum adalah jenis drum dan bahan yang digunakan, Drum yang dipakai sebagai tempat pembudidayaan belut sebaiknya terbuat dari plastik atau kaleng. Namun, untuk drum kaleng usahakan dicat terlebih dahulu untuk menghilangkan bau zat kimi atau bau karat yang mungkin masih ada di dalam drum. Standar ukuran drum seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni tinggi 60 cm (dalam kondisi rebah) dan batas antar sudutnya 5 cm.
Persiapan Pembuatan Kolam
- Kolam Tembok
Jika lokasi yang baik dan ideal sudah diperoleh, terlebih dahulu harus ditentukan jenis kolam yang akan dibuat, sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Jenis kolam yang harus ada di area budi daya ikan belut adalah kolam pembesaran, kolam karantina atau pascapanen, kolam penampungan induk kolam pemijahan (pendederan).
- Kolam pembesaran
Kolam pembesaran adalah kolam khusus untuk membesarkan benih ikan belut umur 2-4 bulan yang telah ditebar di kolam pembesar. Anda hanya perlu menunggu 4 bulan untuk memanennya dan tidak perlu ada penjarangan lagi (pemisahab bibit agar belut lebih leluasa bergerak). Bobot belut yang dihasilkan akan mencapai 5-12 kali lipat dari bobot benih yang ditebar, dengan kententuan media harus matang, pakan segar, pengawasan baik, dan air mengalir. Ukuran kolam pembesaran biasanya 400 x 500 x 100 cm. Seperti Contoh Gambar dibawah ini.
Gambar. 01.1 Kolam Tembok (Pembesar Ikan) |
0 komentar:
Posting Komentar